Dari kejauhan, lampu lalu lintas di
perempatan masih menyala hijau, ferdi segera menekan gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi
perempatan itu cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan,
jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning. Hati ferdi berdebar
berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan,
lampu merah menyala, ferdi bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja.
“ ahh aku tak punya kesempatan untuk
menginjak rem mendadak” pikirnya sambil terus melaju.
“Priiittttt!”
Di seberang jalan, seorang polisi
melambaikan tangan memintanya berhenti. Ferdi menepikan kendaraan agak menjauh
sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion, ia melihat siapa polisi itu.
Wajahnya tak terlalu asing. Hey,..itukan
Arman, teman sekolah dulusemasa SMU dulu! Hati Ferdi agak lega. Ia melompat
keluar mobil sambil membuka lengannya.
“ Hai Arman. senang ketemu kamu”
“ Hai ferdi,” balas Arman tanpa tersenyum
“ Duh, sepertinya aku kena Tilang nih…” aku
memang terburu buru istriku menunggu di rumah.”
“Oh Ya “ tampaknya Arman agak ragu
Nah bagus kalau begitu “Arman, hari ini
istriku ulang tahun. Ia dan anak anak sudah menyiapkan segala sesuatu. Tentu
aku tidak boleh terlambat”
“ aku mengerti, tapi sebenarnya aku
sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini”
“O..o sepertinya tidak sesuai
harapan.Ferdi harus ganti strategi.
“jadi kamu hendak menilangku? Sungguh,
tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala
.” aha terkadangberdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.
“ ayo dong Ferdi. Aku melihatnya dengan
jelas.Tolong keluarkan SIM-mu”
Dengan ketus Ferdi menyerahkan SIM lalu
masuk kedalam mobil dan menutup kacanya. Sementara itu Arman menulis sesuatu di
buku tilangnya. Beberapa saat, Arman mengetuk kaca jendela. Ferdi memandangi
wajah Arman penuh kecewa. Dibukanya kaca sedikit “ah limasenti sudah cukup”
Ferdi mengambil surat tilang yang diselipkan Arman di sela jendela, Tapi, hai
apa ini?
Ternyata SIM-nya dikembalikan beserta
sebuah nota.” Mengapa ia tidak menilangku?” lalu nota ini apa? Semacam guyonan
atau apa”
Buru buru ferdi membuka dan membaca nota
yang ditulis Arman.
“ Halo Ferdi…Tahukah kamu? Aku dulu
mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak
pengemudi ngebut yang menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum 3 bulan.
Begitu bebas, ia bisa memeluk dan bertemu ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak
kami satu-satunya sudah tiada . kami terus berdoa dan berharap agar Tuhan berkenan
mengaruniai seorang anak
agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami
mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini.
Maafkan aku Ferdi. Doakan agar permohonan
kami terkabul. Berhati-hatilah
Salam : Arman
Ferdi terhenyak namun Arman telah pergi
meninggalkan posnya